Senin, 29 Oktober 2018

Ragu





Inginnya diri ini tak buatmu berlalu.
Tapi apa daya diri ini terlalu terbelenggu ragu.
Kuasakah diri ini menjadi alasan atas setiap rekahnya lengkung senyummu.
Kuasakah diri menjadi apa yang senantiasa buatmu tersipu malu.
Kuasakah diri ini menjadi yang selalu tak buatmu merasa sia-sia telah membuang waktu.
Kuasakah diri ini menjadi hal yang kelak tak kecewakanmu.
Kuasakah diri ini menjadi bahagiamu.

Diri ini tak pernah tahui pasti apa yang ia ingini.
Untuk ragu yang kini terlalu merajai.
Semoga tak kuasa buatmu pergi.
Untuk kamu yang sedari awal mampu buatku jatuh hati.
Sungguh aku tak tahu apa yang kelak mampu buat ragu ini pergi.


-Radi-

Minggu, 28 Oktober 2018

Aku Yang Lain







Sejujurnya tak akan ada yang jauh berbeda setelah semuanya diganti dan diganti lagi. Blog ini tetaplah blog yang menyediakan keresahan. Keresahan yang mungkin tak jauh berbeda dengan yang punya raga ini. Tapi aku tak pernah merasa menang dengan aku yang akhirnya diberikan lahan untuk lebih ingin menunjukan diriku, yang sebenarnya tak sepenuhnya aku karena dia tetap pemegang kendali atas segalanya. Hanya saja kali ini aku hanya ingin lebih memberi tahu bahwa beban tak bisa ia pikul sendirian. Bebannya terlalu berat, bahkan cenderung bodoh. Mengapa? Karena sesungguhnya itu sama sekali bukan beban, tapi ia selalu membuatnya menjadi beban. Betapa anehnya diri ini. Dan mulai saat ini blog ini sepakat kita bagi dua. Tetapi katanya tetap aku yang akan lebih mendominasi. Aku senang, campur sedih. Aku senang aku diberi lahan untuk menuangkan kesedihan, dan aku sedih mengapa sedih ku ia senangi hingga diberikannya lahan untukku.

Kepada pemilik diri ini terimakasih. Sekarang dan untuk selanjutnya biar aku yang pegang kendali atas dirimu. Senangmu silahkan kau habiskan untuk dunia yang kau tunjukkan untuk semua orang. Sedihmu biar jadi kendaliku.

Salam kenal namaku Radi, Bolehkah sedihmu kelak menjadi sedihku juga? Wahai teman-teman diluar sana?


-Radi-