Minggu, 21 Desember 2014

Mamah










lelahmu sangat terpancar sore ini
terlihat begitu jelas
raut wajah lelahmu yang sebenarnya tak pernah lelah
kau selalu berusaha kuat untuk kuat
disaat betapa rapuhnya engkau sebetulnya

kutahui
hanya dengan menuruti semua katamu
itu membuatmu bangga tapi tak cukup hanya itu
dan ku menyadari akan hal itu

mendoakan adalah hal yang rahasia untuk menghindahkan pengharapan
dimana dalam doa
semua kita adukan
pengharapan dan ingin kita
kita sebut dan kita diktekan kepada Sang Khalik

mamah kau adalah sosok yang amat sangat kuat dalam kehalusan
butuh beribu ribu jam untuk menggambarkan
betapa sabar dan tegarnya engkau
serapuh rapuhnya engkau tapi dunia tak berhak tau akan hal itu

kau sosok terindah pertama yang ditigakan oleh junjunan hidup umat
ibu, ibu, ibu begitulah ucap Beliau

kau yang mengajarkan arti untuk selalu kuat dalam hidup
kau pula yang mengajarkan untuk selalu bersyukur akan segala hal
walau terkadang ku lihat kau berkeluh tentang keseharianmu
tetapi tak ada raut wajahmu untuk menyerah
itulah suritauladanmu yang kau kucurkan

kepada aku sosok yang tak pandai berlaku dan berdoa
aku hanya ingin satu hal
tetaplah menjadi penginspirasiku
tetaplah menjadi engkau yang selalu ceria di setiap harinya
doaku ku panjatkan untukmu selalu

kepada mamah selamat hari ibu, mah~~

-"Mamah", puisi karya dicky"

Jumat, 12 Desember 2014

Terpejam







suara suara jangkrik makin menyaring malam ini
dalam hening aku merenung
dan aku rasa inspirasiku telah lama hilang
entah mengapa entah kemana

bingungku ku bandingkan dengan bingungnya bulan malam ini
dia terlihat begitu bercahaya
tapi ia terhalang 
dan pancarnya pun agak pudar, malam yang buruk

malam itu sengaja ku padamkan semua yang menerangi
memejamkan mata adalah salah satu caraku
untuk mencari tahu
apa yang salah di semua ketidaksalahan ini

ingin rasanya ku tahui
perihal apa yang salah dan
apa yang patut aku jawab atas pertanyaan diri sendiriku
hela nafasku pun tak banyak membantu

pertanyaan tidak akan jadi pertanyaan lagi
jika semua terjawabkan
tetapi jawaban akan tetap menjadi jawaban
meski tak ada yang menanyakan

tak tersadar sudah lama juga aku memejamkan mata
di sudut sisi tergelap kamarku
aku membuka mata dan masih saja
hilang tetap hilang dan sunyi makin menyunyi

larut makin larut
di pukul dua dini hari
ditemani segelas air putih
setiap tegukku semakin membawaku
kepada larut yang tetap tak menjawab diam pejamku

-"Terpejam", puisi karya dicky-

Senin, 20 Januari 2014

Hilang Arah






inilah saat dimana ku hilang arah
ku tak persis tau kemana aku harus berpijak
hati ini pun kaku untuk digerakan
seakan tidak sudi untuk meninggalkan

sikapmu yang memukulku
menamparku sekeras-kerasnya sampai aku tak sadarkan diri
ku tersadar tapi nyaris tak tau apa
aku tak mengenalmu

kamu yang dulu sudah banyak berubah sekarang
senyum mu tetap mengahangatkan
sekalinya itu untuk orang lain
tapi entah mengapa itu yang membuatku tersadar

aku sadar akan kesalahan ku
tapi ketahuilah
meskipun aku tak bersama mu selalu
percayalah bahagia ini hanya ku sandarkan padamu

percaya atau tidak itu urusan mu
yang jelas aku sudah berusaha beribu-ribu kali mengatakannya
dan kau masih tetap begitu

kali ini sepeninggalnya kamu dari hatiku
hatiku hilang arah
dan tak tau
kepada siapa bahagia ini harus ku sandarkan? ~

-"Hilang Arah", puisi karya dicky-

Rabu, 01 Januari 2014

Belum Usai




ada yang perlu kau tahu dalam cinta
jika kau siap untuk jatuh kau harus siap pula untuk sakit
tak terhitung berapa kali hati ini jatuh dan sakit
tapi dengan gagahnya aku selalu berhasil bangkit

selama hati ini masih mengenangmu
inilah aku yang senantiasa akan sedikit mengganggu mu
aku tak pernah bermaksud untuk berlaku seperti itu
hanya saja hati ini memaksa untuk ku tetap di dekat mu

masih jelas diingatan ku bagaimana kau mengucap kata
kata yang sampai sekarang hati ini tak bisa terima
garis wajahmu yang saat itu begitu jelas
kini memudar seiring remuknya pula hati ini

seharusnya kita bisa keluar dari fatamorgana cinta yang dipenuhi kesulitan
karena cinta itu sederahana
sesederhana bangun ku di saat ku membuka mata
dan aku tersenyum sambil merebahkan diri di atas ranjang ku

tapi itu tak akan mudah lagi
mungkin butuh waktu lama untuk kembali menebar senyum seperti itu
hingga ku tersadar
inilah waktu yang tepat

lembaran baru harus dijalin
kenangan bukanlah untuk diratapi
tapi jadikanlah dia pelajaran bahwa
kenangan hanyalah akan menjadi sesuatu yang ditinggalkan

dan langkahku tak harus berhenti disini~

-"Belum Usai", puisi karya dicky-